Minggu, 10 Maret 2013

Yakin Hidupmu Sudah Sempurna?

Sering kita mengenal istilah Kesempurnaan. Kalau dalam sekolah kita selalu tahu bahwa nilai yang sempurna itu adalah 100 atau dalam lipatan kecil nilai yang sempurna adalah 10.

Kita juga sering sekali mendengar bahwa manusia itu adalah makhluk yang sempurna. Karena manusia telah diberikan akal dibanding makhluk hidup lain seperti pohon dan hewan. Namun istilah manusia tidak sempurna juga sudah sangat familiar. Dimana manusia mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Mari  kita menelaah kesempurnaan dan ketidaksempurnaan dalam diri manusia!

Sudah selayaknya manusia yang merupakan "makhluk paling sempurna" tahu apa fungsi "akal" yang membedakan kita dengan hewan. Tapi banyak sekali manusia lupa untuk menggunakan atau memanfaatkan kelebihan tersebut

Akal adalah suatu peralatan rohaniah manusia yang berfungsi untuk membedakan yang salah dan yang benar serta menganalisis sesuatu yang kemampuannya sangat tergantung luas pengalaman dan tingkat pendidikanformal maupun informal, dari manusia pemiliknya. Jadi, akal bisa didefinisikan sebagai salah satu peralatan rohaniah manusia yang berfungsi untuk mengingat, menyimpulkan, menganalisis, menilai apakah sesuai benar atau salah.

Nah! dari penjelasan mengenai arti akal kita bisa tahu bahwa kita bisa membedakan mana yang salah mana yang benar. Namun lagi-lagi banyak diantara kita selalu merasa menjadi orang yang paling benar dan orang lain adalah objek kesalahan dari sifat "merasa benar" kita.

Maka dari itu banyak kejadian yang sering terjadi di lingkungan kita antara satu orang dengan orang lain itu merasa menjadi pihak yang paling benar hingga terjadi pertengkaran. Bahkan karena kita merasa menjadi pihak yang paling benar kita menyalahkan orang lain padahal belum tentu dengan persepsi kebenaran kita, kita adalah orang yang benar bisa saja kita adalah pihak yang salah dan orang yang kita tuduh adalah pihak yang benar. Akal juga digunakan sebagai alat untuk kita selalu berfikir. Berfikir jika kita adalah pihak yang salah untuk meminta maaf kepada pihak yang benar, namun jika kita adalah pihak yang benar jangan sekali-kali untuk menyalahkan pihak yang salah. Itu akan menyulut api antara kita dengan orang lain. Ada baiknya jika kita berada pada pihak yang benar kita terus berada pada jalur kebenaran tanpa harus menyalahkan pihak lain yang mengusik kehidupan orang lain

 Jika pihak yang salah dan pihak yang benar sama-sama menggunakan akalnya untuk berfikir. Maka akan tercipta kedamaian hati dan hidup masing-masing pihak. Namun jika salah satu tidak menggunakan akalnya untuk berfikir, ada baiknya pihak yang masih memiliki akal untuk tidak menyulut dan mengusik ketentraman pihak lain. Tapi jika keduanya tidak menggunakan akalnya maka suasana Damai pun akan berubah menjadi keadaan saling menghina satu sama lain.

kenapa gw menulis soal ini? Karena kemarin-kemarin gw mengalami hal ini. Semua berawal dari pertandingan bola antara Manchester United vs Real Madrid di Liga Champion. Kebetulan gw adalah fans berat MU sejak SD smp skrg gw berumur 22 tahun kira-kira 12 tahunan gw suka MU.

Jadi pada saat berlangsung sebenarnya gw males untuk baca timeline karena banyak fans dari tim lain yang ikutan komentar untuk pertandingan ini, kebanyakan sih mereka lebih milih madrid daripada MU, tapi entah kenapa komentar mereka terlihat sangat sinis. panas sih emang hati baca timeline tapi gw mencoba untuk tidak merespon karena bukan hal yang penting bagi gw untuk merespon komentar negatif. Hal yang paling lucu tapi menurut gw jayus. Ada salah satu teman (yang sekarang gw males menyebutnya teman karena ternyata dia adalah orang yang banyak memliki hal-hal negatif dibanding hal-hal yang positif, nanti akan gw ceritakan mengenai "teman dengan hal-hal negatif") jadi dia ngasih komentar ke detiksport soal "kartu merah nany" (tweetnya udah gw apus karena gw orang yang paling males menyimpan hal-hal negatif ke dalam tweet gw apalagi hidup gw. hehe..) trus gw komen, klo ga salah gw ngtweet "ngapain sih dibahas, orang pertandingannya udah lewat jadi orang susah move on banget padahal yang lain biasa aja" (padahal orang ini juga bukan penggemar real madrid, dan u know tim dia mainnya di liga eropa juga bukan champion jadi otomatis ga ada ngaruh2nya yaa sama pertandingan MU vs Real Madrid). trus dia jawab dengan menyebut gw "fans abal2" nah dari kata2 ini gw sempet "marah" dan banyak sumpah serapah (yang harusnya ga gw ladenin) gw keluarkan di tweet (ya walaupun sekarang ujung2nya gw apus karena sebuah tweet bisa membuat namamu rusak seketika). Padahal awalnya maksud gw adalah kalau emang punya tim favorit jangan suka menghina tim lain apalagi kalau tim favoritnya ga ada kaitan pertandingan dengan tim yang dia kata-katain. Dan apalagi kalau pertandingan antara MU vs Madrid juga udah lewat juga dan selesai lama kenapa mesti dibahas yang sudah lewat? (bukankah itu adalah menandakan orang itu "susah move on" karena masih membahas2 yang sudah berlalu.) Gw ga marah kalau dia menghina2 MU karena ga berurusan sama gw langsung tapi karena dia udah ngatain gw ya gw marah. Yang paling bikin gw marah lagi pada saat itu orang yang udah berani ngatain gw ga berani untuk berhadapan langsung sama gw malah dia menyebarkan ke teman2nya yang juga teman2 gw. Istilahnya kayak lo lagi musuhan sama orang karena lo ga berani lo menghasut orang lain untuk memusuhi musuh temanmu, tapi alhamdulillahnya orang2 yang disebar itu ga terpengaruh untuk "ikutan" ke masalah ini. Gw  pun juga tahu dari teman-teman gw klo si orang itu nyuruh untuk liat tweet sumpah serapah gw itu.
tapi setelah kejadian itu gw cepat-cepat sadar bahwa apa yang gw lakukan di tweet sumpah serapah itu ga berguna, yang ada malah membuat nama gw jelek (itu pun diceramahi nyokap kalau yang gw lakukan salah) akhirnya dari perenungan itu gw memutuskan untuk tidak melanjutkan pertemanan dengan orang itu dari tweet hingga bbm dan kontak2 lainnya. Karena apa ternyata beberapa hari setelah kejadian itu dia masih bahas hal yang sama di twitter meskipun dia menggunakan no offense atau no mention, (padahal sih kalau gentle jika kamu "ngomongin orang" dan ada orangnya di tweet ada baiknya untuk memention orang tersebut klo seperti itu sudah terlihat sifat pengecut orang tersebut). Nah dari situ gw udah males membaca tweet yang bisa menyulut emosi gw untuk tweet sumpah serapah. Akhirnya gw memutuskan untuk ngblock orang itu. Gw pernah mendengar kalau kita bisa menghindari hal-hal negatif yang bisa menjadikan kita orang yang negatif ada baiknya untuk dihindari daripada kita akan terperangkap dan terjerumus dengan orang yang negatif tersebut.

Dari hal itu gw juga belajar untuk berintropeksi diri agar gw bisa menjadi orang yang sabar dan ga gampang untuk tersulut emosi. Gw juga ga lupa mendengarkan dari orang-orang sekitar gw yang memberikan masukan positif buat gw. Misalnya kayak orang-orang yang katanya dikasih tahu soal masalah tadi antara gw dengan orang itu, mereka cuma menyarankan untuk ga usah mendengar kata-kata orang itu dan ga terpancing dengan ucapan negatif orang itu yang hobinya ngusik orang lain karena apa? orang itu memang hobinya membicarakan orang lain (padahal dia cowok lo tapi kenapa cowok kok hobinya gosip dan membicarakan orang ya?) ok! saran mereka gw tampung untuk ga usah menganggap omongan orang itu, bahkan gw juga udah ga anggap dia sebagai "teman" bukan karena masalah MU vs Real Madrid yang memutuskan gw untuk ga mau temenan lagi tapi karena orang itu juga ga ada kontribusi positif untuk hidup gw, bayangin aja selain hobi ngusik tim lain ternyata hobinya yang suka ngomongin orang jg buat gw berfikir 2x untuk mempunyai teman model seperti itu? hehe.. karena apa jika kita hobi ngomongin orang berarti hidup kita tidak lebih menarik dari orang yang sedang kita omongin. Karena gw merasa hidup gw sudah sangat sempurna dengan tidak suka membicarakan orang lain apalagi kalau kita ngomongin hal-hal negatif (kekurangan) orang lain (:

Nah! dari kesempurnaan itu kita akan menelaah mengenai ketidaksempurnaan kita sebagai manusia.

Walaupun tadi gw bilang gw merasa hidup gw sempurna karena tidak perlu membicarakan hal-hal negatif (kekurangan) orang lain, sebagai manusia biasa pastinya gw merasa gw adalah manusia biasa yang tidak sempurna. Ya! ketidak sempurnaan gw juga sudah terungkap dari tulisan gw diatas. Gw bukan kebanyakan perempuan yang anggun yang memiliki sifat sabar diatas rata-rata, ketidaksempurnaan gw yang menjadi orang yang gampang marah itu yang sering banget membuat gw selalu menyesal. Bukan menyesal karena kekurangan gw itu tapi gw selalu menyesal kenapa gw tidak selalu berhasil menata kekurangan gw menjadi sebuah kelebihan yakni kesabaran. Dari kejadian terakhir itu akhirnya menyadarkan gw kalau gw bisa membuat kekurangan gw menjadi sebuah kelebihan kalaupun gw mau. Yap.. menjadi orang sabar! dengan gw menghindari orang-orang yang negatif dalam lingkaran pertemanan gw, gw pun akhirnya menambah jumlah pertemanan dengan orang-orang yang selalu mempunyai pikiran positif yang bisa membuat gw menjadi orang yang positif juga. 

Mungkin diantara kita, kita mempunyai kekurangan dalam diri masing-masing. Tapi bagaimana kita bisa tahu apa kekurangan di dalam diri kita dan bisa menerima kekurangan diri tanpa harus menjadi orang lain dan berusaha memperbaiki kekurangan yang ada. Dengan kita sibuk untuk memperbaiki diri kita, tidak perlu waktu untuk membicarakan orang lain apalagi sampai mengusik hidup mereka. Dengan begitu kita akan mendapatkan kebahagiaan yang kita harapkan..

"Sebelum Kamu Mengusik Hidup Orang Lain Pastikan Hidupmu Sudah Sempurna"

 "Jika Hidupmu Sudah Bahagia Tidak Ada Alasan Lain Untuk Mengusik Kebahagiaan Hidup Orang Lain"

"Intropeksi Perlu Dilakukan Untuk Menjadikan Diri Menjadi Lebih Baik"

"Bersyukur Atas Hidupmu Adalah Salah Satu Cara Untuk Mendapatkan Kebahagiaan Yang Kamu Inginkan"

"Belajarlah Dari Kesalahan, Karena Itu Akan Mengajarkan Kita Untuk Menjadi Orang Yang Benar"


Karena gw bukan Mario Teguh jadi quote's diatas berlaku untuk diri gw sendiri tanpa bermaksud untuk menggurui kalian yang membaca postingan gw ini, karena gw bukan Guru dan juga bukan Mario Teguh *senyum* (:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar